Kesabaran yang Menyala
Cerpen: Kesabaran yang Menyala Hari itu, suasana kantor sedang tenang. Semua orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Aku duduk di meja, fokus menyelesaikan laporan yang harus dikirim sore ini. Tiba-tiba, suara keras terdengar dari meja sebelah. “Kenapa file ini nggak ada?!” teriak Raka sambil membanting map ke meja. Semua orang sontak menoleh. Aku hanya menarik napas dalam-dalam. Aku sudah terbiasa dengan ledakan emosinya. “Raka, aku punya salinan file itu. Kalau mau, nanti aku kirim,” ucapku pelan. Namun bukannya tenang, Raka malah mendengus. “Selalu aku yang disalahin! Padahal aku kerja paling keras di sini. Orang lain enak, tinggal nyalahin aku!” katanya dengan suara meninggi, seolah-olah seluruh dunia berkonspirasi melawannya. Aku menahan diri untuk tidak terpancing. Sambil tersenyum kecil, aku menjawab, “Nggak ada yang nyalahin kamu, Rak. Justru kita saling melengkapi. Aku kirim filenya sekarang ya, biar pekerjaanmu lancar.” Beberapa rekan kerja lain sali...